Thursday, August 16, 2007

Merah darahku, Putih Tulangku, Bersatu dalam semangatku.

Indonesia.. Merah darahku, Putih Tulangku, Bersatu dalam semangatku. apa arti sebenarnya kemerdekaan buat kita? apakah kita benar-benar sudah merdeka? Hmmm setiap kepala punya jawaban yang berbeda pastinya. .. saya hanya bisa berkata MERDEKA!!!!

MEREBUT KEMERDEKAAN ITU TIDAK MUDAH AKAN TETAPI MEMPERTAHANKAN DAN MENGISI KEMERDEKAAN ITU TIDAK SEMUDAH MEREBUT KEMERDEKAAN ITU SENDIRI

Kemerdekan Negeri ini sudah di proklamasikan oleh DWI TUNGGAL Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 yang berarti sudah 62 tahun kita merdeka. Merdeka menurut saya bebas dalam konteks yang sangat luas, dimana kita telah menerima hak-hak kita sebagai manusia, yang tentunya juga harus memenuhi kewajiban yang harus kita pikul terhadap adanya kemerdekaan itu; jadi pada intinya konteks merdeka menurut saya adalah adanya kebebasan dan kenyamanan dalam memenuhi semua kewajiban dan menerima semua hak-hak kita.

Perayaan hari kemerdekaan bagi orang kebanyakan adalah bagaimana bisa Bersenang senang. Lihat saja ditengah kemiskinan saudara-saudara sebangsa seantero negeri masih saja ada yang buang-buang uang untuk hal yang tak perlu seperti perlombaan yang nggak perlu, dangdutan, panjat pinang. Memang sih refresh/kesenangan bagi rakyat itu diperlukan, tapi jangan terlalu berlebihanlah. Jadi, saya skeptis melihat rakyat biasa yang sedang 'berpesta' merayakan kemerdekaan bangsanya, padahal arti merdeka itu seharunya mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik, memperbaiki diri, berdisiplin, menghargai orang lain, terus berupaya menambah pengetahuan dan keterampilan, dan terakhir mendapatkan pendidikan yang layak.

Subhanallah memang merdeka itu teramat mahal untuk dijangkau. bangsa ini secara konstitusi memang merdeka tetapi secara kenyataan jauh dari merdeka. apa yang kita bisa perbuat selain instropeksi diri dan menyuarakan hati nurani. Semoga ini bisa jadi bahan renungan kita semua. bahwasanya kemerdekaan itu tidak hanya mengibarkan merah putih, lomba sana & lomba sini, pentas musik dan bentuk celebration lainnya. tapi perenungan atas semangat menuju kemerdekaan yang hakiki yang harus kita hayati dan kita perjuangkan dengan mencontoh semangat juang para pahlawan yang dulu bahu-membahu membebaskan bumi ini dari jajahan negara asing.

Generasi kita bukanlah generasi yang mengalami masa-masa penjajahan tempo doeloe. Di tengah perjalananku bertugas di beberapa kota di Indonesia, kulihat rumah-rumah, jalan-jalan mulai dihiasi bendera dan umbul-umbul menjelang hari kemerdekaan ini. Namun timbul satu pertanyaan yang membuatku mengernyitkan kening.' Apakah kita sudah benar-benar merdeka? '

Memang kelihatannya sulit untuk memerdekaan sesuatu yang sudah dijajah ke akar-akarnya dan sudah dibelenggu secara menyeluruh. Sebagaimana dulu kelihatannya sulit mengalahkan senjata api dan pesawat tempur dengan sebuah bambu runcing, tapi percayalah ada senjata lain selain dari apa yang kita miliki, senjata itu adalah kekuatan Allah swt. Tidak ada kekuatan yang bisa mengalahkan-Nya, maka mintalah kekuatan kepada-Nya.MERDEKA…! Selamat berjuang...! kita raih kemerdekaan!


Harian Umum Pikiran Rakyat - Surat Kabar Terbesar di Jawa Barat.
An article by Irfananshory

Mempertahankan kemerdekaan :- Ajaran Islamlah yang mengobarkan jiwa seorang aktivis Pemuda Muhammadiyah memimpin angkatan perang Republik Indonesia melakukan perang gerilya. Itulah Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman yang tidak mengenal menyerah, sekalipun Presiden Soekarno sendiri sudah mengangkat bendera putih kepada Belanda. Kemudian kalimah takbir Allahu Akbar yang dikumandangkan oleh Bung Tomo melalui siaran radionya, itulah yang menggerakkan rakyat berbondong-bondong datang ke Surabaya untuk bertempur melawan Inggris dan NICA 10 November 1945, yang setiap tahun kita peringati sebagai Hari Pahlawan.

Di antara nikmat Allah yang tak terhingga banyaknya itu, nikmat yang paling besar bagi kita bangsa Indonesia adalah masuknya agama Islam ke tanah air kita beberapa abad yang silam. Karena Islam memang tidak membedakan apakah seseorang itu sultan dari Aceh ataukah budak dari Bali ataukah penjelajah lautan dari Bugis. Yang dihitung bukan darah dan keturunannya, tetapi bakti, takwa dan tujuan hidupnya. Inna akramakum `inda l-Laahi atqaakum. “Sesungguhnya yang paling mulia di antaramu di sisi Allah adalah yang paling takwa.”